Minggu, 20 Februari 2011

METODOLOGI KUANTITATIF

Bagi teman-teman yang ingin meneliti dengan metode ini perlu mengetahui seluk beluknya agar tidak salah langkah. Kita pernah bahas sebelumnya bahwa tujuan dari metode ini adalah mencari hubungan antara dua variabel atau lebih, atau bahasa mudahya membuktikan teori di tempat penelitian. Misal, seorang tokoh meneliti di negara Afrika mengenai kemiskinan dan kriminalitas. Kemudian tokoh ini mendapatkan bahwa semakin rendah pendapatan semakin tinggi tingkat kriminalitas. Itu baru di negara Afrika.
Kita bisa meneliti kembali variabel tersebut di suatu perkampungan kumuh di indonesia. Tujuannya membuktikan apakah teori yang dihasilkan tokoh disuatu tempat juga dapat diterapkan di tempat yang lain.

Cara yang digunakan untuk mengungkap variabel digunakan skala. Nyawa metodologi ini adalah skala. Oleh karena itu, skala harus dibuat sebaik mungkin.

Langkah-langkah membuat BAB III metodologi kuantitatif:
1. Identifikasi Variabel penelitian. Variabel tergantung adalah variabel yang dipengaruhi, sedangkan variabel  bebas adalah variabel yang mempengaruhi. Terkadang ada yang menyamakan dengan variabel Kriterium dan prediktor. Yakinlah itu BEDA. Variabel tergantung dan bebas lebih lazim digunakan dalam penelitian psikologi.

2. Definsi Operasional. Definisi ini sangat penting sebagai tonggak dari pembuatan skala. Polanya adalah kata pertama harus dapat diukur (kemampuan: sangat mampu, tidak mampu, kekhawatiran: sangat khawatir, tidak khawatir), kata selanjutnya berisi aspek dari variabel.
   
  Definisi operasional BERBEDA dengan kesimpulan pengertian di BAB II. Definisi operasional adalah kesimpulan dari pengertian teoritis ditambah dengan peristiwa di lapangan.
Contohnya. kesimpulan definisi teoritis dari kecenderungan kenakalan remaja adalah kecenderungan remaja untuk melakukan tindakan yang melanggar aturan yang dapat mengakibatkan kerugian dan kerusakan baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain yang dilakukan remaja di bawah umur 17 tahun.

Subjek: remaja awal yang pernah mendapat skor lebih dari dua hari dan tinggal bersama orangtua tunggal.

Aspek: perilaku yang melanggar aturan dan status, perilaku yang membahayakan diri, sendiri dan orang lain, perilaku yang mengakibatkan korban materi, dan perilaku yang mengakibatkan korban fisik.

Definisi operasional yang dapat dibuat: kecenderungan kenakalan adalah keinginan remaja dibawah usia 17 tahun untuk melanggar peraturan yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain serta mengakibatkan korban materi dan fisik yang dilatar belakangi oleh kondisi di rumah. 

3. Populasi dan sampel
Populasi adalah subjek secara umum seperti semua remaja awal. Sampel adalah subjek secara khusus sehingga dibutuhkan kriteria subjek untuk mengkhususkan subjek penelitian. Misal: remaja awal usia 12-15 tahun yang bersekolah di STM di Semarang, pernah diskors minimal tiga hari, dan tingggal bersama orangtua tunggal.
4. Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah skala. Sebanarnya mahasiswa memiliki dua pilihan, membuat skala sendiri atau adaptasi skala yang sudah valid. Khusus untuk skala yang adaptasi ada dua syarat yang wajib dipenuhi yaitu pembuat skala HARUS ahli di bidang psikologi (minimal menyandang gelar S2) dan apabila skala asli berbahasa inggris, HARUS sudah divalidasi dalam bahasa indonesia oleh peneliti yang sudah ahli juga (mininal menyandang gelar S2) dan sudah diuji coba di beberapa suku bangsa di indonesia untuk memastikan bahasa sudah dapat diterima oleh semua kalangan.

Untuk skala yang membuat sendiri, pastikan definisi yang digunakan sudah operasional dan mengandung aspek-aspek yang digunakan. Definisikan aspek yang digunakan untuk menegaskan ruang lingkup variabel dalam penelitian ini. Misal: aspek kognitif, definisi operasionalnya kemampuan individu untuk menginterpretasikan perilaku nonverbal seperti ekspresi wajah, gerak tubuh, dan kontak mata orang lain. Sama seperti definisi operasional variabel, definisi aspek pun juga harus menggambarkan indikator yang akan digunakan. Indikatornya: mampu menginterpretasikan ekspresi wajah orang lain, gerak tubuh , dan kontak mata. Setelah menetapkan indikator dilanjutkan dengan membuat aitem. Pembuatan aitem akan lebih mudah karena ruang lingkup sudah pasti sehingga kemungkinan keluar jaur minim.

Penetapan format respon dan pemberian skor perlu dipikirkan baik-baik karena format yang digunakan dapat menggambarkan bentuk data yang digunakan dalam penelitian (nominal/interval/ordinal).

5. Validitas dan Reliabilitas. Untuk ini, kita sudah tidak perlu menggunakan cara manual hanya tinggal mengoperasikan SPSS hasil sudah ditangan.

6. Analisis data. Dalam analisis data peneliti juga perlu berhati-hati. Pemilihan analisis data dipengaruhi oleh:
  • Jumlah subjek penelitian: apabila jumlah subjek 30 atau lebih orang maka menggunakan analisis data untuk parametis seperti analisis regresi. Apabila subjek kurang dari 30 orang maka menggunakan analisis data untuk nonparametris seperti kendall tau. 
  • Jenis data: nominal atau interval atau ordinal. Ketiga jenis data ini memiliki metode analisis data yang berbeda-beda. Misal untuk interval menggunakan T-Test, ordinal menggunakan kendall tau. 
INGAT: Silahkan pikirkan baik-baik pilihan anda, karena setelah ini Anda akan terjun ke lapangan dan tidak mungkin untuk mundur dan mengulang dari BAB I/II/III.

SELAMAT MENCOBA!

1 komentar:

Total Tayangan Halaman