Rabu, 11 April 2012

Membuat Permasalahan di Latar Belakang

Terkadang kita sering pusing 7keliling mencari masalah di lapangan, bahkan sering mencari-cari masalah sendiri. Otak atik gathuk dalam bahasa jawa.

Nah, aku punya beberapa tips.
1.Tentukan tema/topik
memilih tema/topik itu penting dan tidak boleh asal. Ketika memilih kita mesti nyari yang menarik bagi kita atau yang kita sukai, jadi kita bisa menyelesaikan penelitian dengan senang hati. Hehe...
contoh: kita suka dengan PAUD dan ingin mengetahui tentang
  • hubungan kehadiran ibu di sekolah dengan kemandirian (Kuantitatif), 
  • perasaan ibu yang pertama kali mengantar anak sekolah PAUD (Kualitatif), atau
  • penggunaan metode pembelajaran kartu untuk mengenalkan huruf pada anak (Eksperimen)
 2. Inget rumus penting ini:

HARAPAN + KENYATAAN = PERMASALAHAN 

Harapan =  sesuatu yang seharusnya terjadi berdasarkan teori. 
Kenyataan = sesuatu yang ada di lapangan berdasarkan observasi atau survey dengan angket/kuisoner

jadi permasalahan adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan

contoh::
hubungan kehadiran ibu di sekolah dengan kemandirian anak
Harapan: anak yang sudah sekolah seharusnya sudah mandiri
Kenyataan: anak masih menangis saat ditinggal ibu pergi, anak masih minta disuapin,
Permasalahan: anak PAUD masih sering menangis saat ditinggal ibu padahal saat masuk sekolah anak diharapkan sudah mandiri.

atau

Penggunaan metode pembelajaran dengan kartu untuk mengenalkan huruf pada anak PAUD
harapan: anak PAUD sudah mengenal beberapa huruf
Kenyataan: anak belum bisa menyesuaikan antara bentuk dan bunyi huruf
Permasalahan: diperlukan metode pembelajaran untuk membantu anak mengenal huruf

SELAMAT MENCOBA!
SEMANGAT!!!!

Selasa, 28 Februari 2012

PENELITIAN DESKRIPTIF VS KORELASIONAL

Aku sering mendapat pertanyaan,
“mbak, penelitian deskriptif itu apa sih?”
“Bedanya deskriptif sama kuantitatif dimananya to mbak?”
“Bukannya deskriptif dan kuantitatif sama-sama nguji 2 variabel ya mbak?”
“Sebenarnya penelitian kuantitatif itu gimana to mbak?”

Masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang aku dapat dari teman-teman dan adik kelas.
Ada 1 buku yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, judulnya: Experimental Methodology, karangan: Larry B. Christensen. Meskipun ini buku tentang eksperimen, tapi buku ini menjelaskan perbedaan antara penelitian deskriptif dan korelasional secara gamblang. 

PERBEDAAN
1.       
        1. Definisi
Definisi penelitian deskriptif sangat berbeda dari penelitian korelasional. 

Penelitian deskriptif adalah teknik yang menyediakan deskripsi/gambaran mengenai situasi, peristiwa, atau rangkaian peristiwa tertentu. 

Penelitian korelasional adalah studi yang mencari derajat (persentase) sumbangan efektif yang ada pada dua variabel yang diukur, dan menggunakan variabel ketiga untuk menjembatani dua variabel.

2      2. Tujuan
Penelitian deskriptif dan korelasional memiliki tujuan yang jauh berbeda.

Tujuan dari penelitian deskriptif adalah mengidentifikasi variabel yang ada di dalam situasi yang diteliti sekaligus menggambarkan hubungan antara variabel yang ada.

Tujuan dari penelitian korelasional adalah mencari prediksi seberapa kuat variabel-variabel saling berhubungan.
 
3.    3.   Penggunaan
Penelitian deskriptif sering digunakan untuk menjabarkan atau menggambarkan status situasi yang menghasilkan solusi. Penelitian ini sangat bermanfaat saat awal dan akhir investigasi di area penelitian.

Penelitian korelasional digunakan untuk penelitian-penelitian yang membutuhkan informasi mengenai prediksi kekuatan hubungan antara dua variabel. Ini terlihat dari seberapa besar sumbangan efektif yang diberikan variabel-variabel.  


PERSAMAAN
 
 1. penelitian deskriptif dan korelasional adalah bagian dari penelitian kuantitatif
 2. penelitian deskriptif dan korelasional dilakukan di seting alami tanpa ada usaha manipulasi   terhadap variabel. KECUALI: penelitian deskriptif dan korelasional dilakukan dalam penelitian eksperimen.

Masih bingung? feel free to ask.
SEMANGAT!

Minggu, 22 Januari 2012

Memilih Subjek yang Baik dan Benar

Memilih Subjek. Sesuatu yang penting dan yang paling mbuat puyeng semua peneliti. Setuju? hehe

Setelah BAB III beres dan dapat restu dari dosen, sekarang saatnya terjun ke lapangan. Langsung deh pertanyaan-pertanyaan berputar di kepala sampai membuat pusing tujuh keliling.
Harus nyari subjek kemana saja ya?
Kalau subjeknya kurang gimana dong? mesti nyari kemana lagi
kalau subjeknya menolak mengisi skala ato diwawancarai gimana?

Aku punya tips yang (semoga) bisa diterapkan di penelitian yang lain. Ini sudah aku buktikan sendiri lho. 

1. matangkan karakteristik subjek. misal subjeknya guru SD kelas satu. guru SD di semarangkan banyak ya. Jadi harus dimatangkan lagi, misal sudah berapa tahun mengajar, tingkat pendidikan, atau tinggal dimana. Lama mengajar bagi seorang guru sangat mempengaruhi kemampuan guru untuk mengelola kelas. kalau ingin mengetahui pengalaman guru baru, pilih guru-guru yang sudah mengajar kurang dari satu tahun. tingkat pendidikan sangat mempengaruhi kemampuan analisa dan daya tangkap guru. tempat tinggalpun mempengaruhi, guru yang tinggal dekat dengan peneliti tentu lebih mudah ditemui dan mudah menciptakan raport. 

2. buat survey. ini khususnya untuk penelitian kualitatif. tentu kita tidak mau berlama-lama berjibaku dengan penelitian kan? bisa-bisa kena stres tingkat tinggi, atau malah prokrastinasi. hehe... subjek yang disukai peneliti itu subjek yang gampang diajak kerjasama dan  blak-blakkan. jadi kita bisa melakukan survey untuk mengetahui seberapa blak-blakkan dan mudah "digali" lebih dalam. kita bisa buat angket sederhana dan disebar ke orang-orang yang sesuai dengan karakteristik. dari jawaban para calon subjek, kita bisa lihat mana subjek yang blak-blakkan dan subjek yang penuh defense. biasanya orang yang penuh defense itu jawabannya selalu klise atau jawaban aman.

3. kalau kita penelitian di instansi baik negeri atau swasta, bisa minta rekomendasi orang-orang yang sekiranya pantas untuk diteliti. tapi cara ini harus hati-hati, karena instansi tersebut bisa jadi sudah menyiapkan draft jawaban yang HARUS dikatakan atau diisikan oleh subjek. jadi kita harus memastikan pada instansi tersebut, apapun yang dijawab atau diisi subjek akan menjadi RAHASIA dan memastikan petinggi instansi tidak mengarahkan subjek pada jawaban tertentu.

4. kalau kita penelitian individual atau mendatangi subjek satu persatu. untuk penelitian kualitatif, biar usaha kita mewawancarai tidak sia-sia. kita bisa memberikan daftar pertanyaan atau daftar garis besar pertanyaan kepada subjek dan menanyakan apakah subjek bersedia. nah, dengan begitu dari awal kita bisa tahu apakah wawancara akan berjalan mulus atau berjalan di tempat. hehe... 
untuk penelitian kuantitatif, saat bertemu subjek, perkenalkan diri dulu dan maksud dari kedatangan peneliti. selanjutnya bukakan halaman awal, dan PASTIKAN subjek yakin bahwa apapun yang diisi akan dirahasiakan. jelaskan juga bahwa nama bisa diisi inisial. Nah, kalau subjek dari awal sudah keberatan, nggak usah dipaksa, karena bisa dijamin penelitian akan tersendat-sendat.

5. setelah dapat subjek yang pas di hati. buat surat persetujuan untuk penelitian wawancara, pastikan subjek benar-benar membaca semua tulisan di kertas itu. 

SELAMA MENCOBA
SEMOGA SUKSES!

Total Tayangan Halaman