Minggu, 22 Januari 2012

Memilih Subjek yang Baik dan Benar

Memilih Subjek. Sesuatu yang penting dan yang paling mbuat puyeng semua peneliti. Setuju? hehe

Setelah BAB III beres dan dapat restu dari dosen, sekarang saatnya terjun ke lapangan. Langsung deh pertanyaan-pertanyaan berputar di kepala sampai membuat pusing tujuh keliling.
Harus nyari subjek kemana saja ya?
Kalau subjeknya kurang gimana dong? mesti nyari kemana lagi
kalau subjeknya menolak mengisi skala ato diwawancarai gimana?

Aku punya tips yang (semoga) bisa diterapkan di penelitian yang lain. Ini sudah aku buktikan sendiri lho. 

1. matangkan karakteristik subjek. misal subjeknya guru SD kelas satu. guru SD di semarangkan banyak ya. Jadi harus dimatangkan lagi, misal sudah berapa tahun mengajar, tingkat pendidikan, atau tinggal dimana. Lama mengajar bagi seorang guru sangat mempengaruhi kemampuan guru untuk mengelola kelas. kalau ingin mengetahui pengalaman guru baru, pilih guru-guru yang sudah mengajar kurang dari satu tahun. tingkat pendidikan sangat mempengaruhi kemampuan analisa dan daya tangkap guru. tempat tinggalpun mempengaruhi, guru yang tinggal dekat dengan peneliti tentu lebih mudah ditemui dan mudah menciptakan raport. 

2. buat survey. ini khususnya untuk penelitian kualitatif. tentu kita tidak mau berlama-lama berjibaku dengan penelitian kan? bisa-bisa kena stres tingkat tinggi, atau malah prokrastinasi. hehe... subjek yang disukai peneliti itu subjek yang gampang diajak kerjasama dan  blak-blakkan. jadi kita bisa melakukan survey untuk mengetahui seberapa blak-blakkan dan mudah "digali" lebih dalam. kita bisa buat angket sederhana dan disebar ke orang-orang yang sesuai dengan karakteristik. dari jawaban para calon subjek, kita bisa lihat mana subjek yang blak-blakkan dan subjek yang penuh defense. biasanya orang yang penuh defense itu jawabannya selalu klise atau jawaban aman.

3. kalau kita penelitian di instansi baik negeri atau swasta, bisa minta rekomendasi orang-orang yang sekiranya pantas untuk diteliti. tapi cara ini harus hati-hati, karena instansi tersebut bisa jadi sudah menyiapkan draft jawaban yang HARUS dikatakan atau diisikan oleh subjek. jadi kita harus memastikan pada instansi tersebut, apapun yang dijawab atau diisi subjek akan menjadi RAHASIA dan memastikan petinggi instansi tidak mengarahkan subjek pada jawaban tertentu.

4. kalau kita penelitian individual atau mendatangi subjek satu persatu. untuk penelitian kualitatif, biar usaha kita mewawancarai tidak sia-sia. kita bisa memberikan daftar pertanyaan atau daftar garis besar pertanyaan kepada subjek dan menanyakan apakah subjek bersedia. nah, dengan begitu dari awal kita bisa tahu apakah wawancara akan berjalan mulus atau berjalan di tempat. hehe... 
untuk penelitian kuantitatif, saat bertemu subjek, perkenalkan diri dulu dan maksud dari kedatangan peneliti. selanjutnya bukakan halaman awal, dan PASTIKAN subjek yakin bahwa apapun yang diisi akan dirahasiakan. jelaskan juga bahwa nama bisa diisi inisial. Nah, kalau subjek dari awal sudah keberatan, nggak usah dipaksa, karena bisa dijamin penelitian akan tersendat-sendat.

5. setelah dapat subjek yang pas di hati. buat surat persetujuan untuk penelitian wawancara, pastikan subjek benar-benar membaca semua tulisan di kertas itu. 

SELAMA MENCOBA
SEMOGA SUKSES!

Total Tayangan Halaman